Pada prinsipnya, generator merupakan bagian utama sebuah genset. Generator berperan mengubah energi mekanis menjadi energi elektrik. Nah, bagaimana generator atau alternator ini mampu menghasilkan arus listrik? Apa komponen-komponen penyusun sebuah generator? Samakah generator itu dengan alternator bekas? Yuk, kita bahas.
Generator listrik pada dasarnya merupakan sebuah dinamo besar. Dinamo ini yang berperan sebagai pembangkit listrik. Cara kerjanya dengan memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik, dimana suatu kumparan dalam medan magnet diputar dengan kecepatan tertentu sehingga timbul energi induksi.
Arus listrik yang dihasilkan dari generator ini menurut fisikawan Faraday yang melakukan penelitiannya di tahun 1831, ada dua jenis. Pertama, arus listrik searah (DC) yang dikenal dengan istilah generator dinamo. Kedua, arus listrik bolak balik (AC) yang disebut juga generator-alternator. Di beberapa jurnal ilmiah, arus AC atau generator-alternator ini dinamakan dengan generator sinkron. Nah, dari konsep ini maka apabila Anda mendengar istilah alternator, dapat memastikan bahwa arus yang terjadi pada generatornya merupakan arus bolak-balik (AC).
Alternator genset bekas merupakan jenis generator yang sangat umum digunakan dalam alat genset. Meskipun dalam beberapa kondisi tidak baru namun ada yang menggunakan generator dinamo, namun produk yang beredar di pasaran didominasi dengan tipe alternator (AC). Hal inilah kenapa kita sering mendengar istilah generator disebut juga dengan alternator dalam genset konvensional.
Lebih lanjut mengenai generator (alternator), jika kita lakukan “pembedahan” maka akan kita temukan beberapa komponen penyusun. Komponen-komponen ini saling bekerja sama dalam menghasilkan arus listrik. Secara sederhana, ada dua komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah generator (alternator), yaitu sistem medan magnet (rotor) dan jangkar (stator). Pada istilah lainnya kita menyebut rotor sebagai bagian dinamis (bergerak) dan stator sebagai bagian statis (tidak bergerak).
Rotor terhubung langsung dengan poros engine. Ketika poros engine berputar, maka poros rotor akan ikut berputar. Putaran ini menyebabkan munculnya medan magnet di sekitar lilitan stator. Stator yang menjadi bagian statis tidak akan ikut berputar sehingga memaksa medan magnet yang ditimbulkan membentuk gaya gerak listrik.
Bagian rotor memiliki kutub magnetik yang dihasilkan dari lilitan-lilitan kawat yang mengandung aliran listrik searah. Bagian kutub ini bisa berbentuk tonjolan (silent) ataupun berbentuk silinder tanpa tonjolan (non-silent). Pada genset yang membutuhkan kinerja generator dengan kecepatan tinggi, maka rotor yang digunakan adalah rotor silinder.
Secara konstruksi, rotor memiliki inti kutub dan area kumparan magnetik. Pada bagian inti kutub terdapat poros yang merupakan jalur bagi fluks magnetik. Fluks magnetik sendiri dibangkitkan oleh area kumparan magnetik. Area kumparan magnetik ini menghasilkan fluks magnetik karena dipicu oleh medan arus searah yang dialirkan melalui cincin. Fluks magnetik akan berjalan di sekitaran inti kutub dan memotong konduktor pada stator. Ini yang mendasari timbulnya gaya gerak listrik (ggl).
Comments